Beranda

RESEARCH

Company Update

09 Juni 2017

Weekly Analysis 05 Juni - 09 Juni 2017

  • Merespon dugaan akan dinaikkannya Fed Fund Rate pada bulan Juni ini, investor Asing terus mencatatkan Net Sell setiap harinya. Tercatat bahwa dalam sepekan lalu, Asing telah mencatatkan Net Sell hingga Rp7,13 triliun sehingga secara year-to-date Asing telah mencatatkan Net Buy sebesar Rp21,6 triliun. Meskipun Asing terus melakukan aksi jual, namun tidak membuat pergerakkan IHSG menjadi menurun. Tercatat selama sepekan lalu, IHSG naik sebesar +25,63 poin atau +0,45% ke level 5.742,44. Sentiment positif dari dalam negeri ikut berperan dalam penguatan IHSG ini. IHSG masih berpotensi untuk terus meningkat dengan banyaknya faktor-faktor yang dapat mendorong pertumbuhan tersebut, baik dilihat dari sisi teknikal maupun fundamnetal. Dengan dinaikkannya Rating Indonesia menjadi Investment Grade dan Bank Dunia pun memproyeksikan bahwa perekonomian Dunia akan membaik pada tahun ini ikut mendorong keyakinan para pelaku pasar. World Bank pun menilai bahwa perekonomian Indonesia masih relatif kuat. Pada sepekan ini diperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 5.670 - 5.788

 

  • Selama sepekan lalu Wall Street bergerak naik +126 poin atau +0,60% sekaligus mencetak level tertinggi baru. kenaikan ini didorong kencangnya peningkatan harga saham sektor teknologi dan industri. Faktor lainnya yaitu semakin menguatnya dugaan bahwa Fed Fund Rate akan menguat pada bulan Juni ini. Hal tersebut semakin diperkuat dengan adanya pertumbuhan beberapa data ekonomi Amerika seperti data Non Farm Payrolls yang menglami peningkatan sebesar 138.000 pekerjaan baru pada bulan Mei, meskipun angka tersebut di bawah ekspektasi yang sebesar 185.000 unit pekerjaan baru. Sementara itu, jumlah pengangguran di Amerika tercatat berada di level terendah selama 16 tahun terakhir yaitu sebesar 4,3%

 

  • Keputusan Donald Trump untuk meninggalkan pakta iklim yang dikhawatirkan akan memicu pengeboran minyak yang berlebih di Amerika sehingga memperburuk pasokan minyak dunia membuat harga minyak jatuh di bawah level US$50. Kekhawatiran tersebut tercermin dalam pergerakkan harga minyak selama sepekan lalu yang turun hingga –4,14%. Meskipun demikian, ketegangan yang terjadi di negara Timur Tengah yaitu Arab Saudi yang memutuskan hubungan dengan Qatar mampu menopang harga minyak. Tidak hanya itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan akan memangkas produksi minyak hampir sebesar 1,8 juta barrel per hari (bph) ikut mendorong kenaikkan harga minyak. Diperkirakan pada tahun 2017, harga minyak masih akan mengalami kenaikkan.  Kenaikkan tertinggi terjadi pada harga batubara yang naik sebesar +2,8% sedangkan penurunan tertinggi yaitu harga minyak sebesar –4,14%.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group