Beranda

RESEARCH

Company Update

14 November 2017

Weekly Analysis 13 November - 17 November 2017

Sementara dari dalam negeri, IHSG berkahir melemah 20,63 poin (-0,34%) ke level 6.021,82 pada akhir pekan. Investor asing kembali melepas saham dengan membukukan net sell senilai Rp576 milyar di pasar reguler. Dalam sepekan, IHSG berakhir turun -0,29%, dengan diikuti oleh net sell investor asing yang mencapai Rp489 miliar di pasar regular. IHSG terkoreksi tiga hari beruntun setelah mencetak rekor tertinggi pada pekan lalu. Di awal pekan IHSG sudah menembus rekor sebanyak dua kali, pada Senin dan Selasa lalu, sehingga wajar terjadi profit taking. Minimnya sentimen positif, di tengah rilis data ekonomi yang kurang bagus, seperti data indeks keyakinan konsumen dan tingkat penjualan eceran yang berada di bawah ekspektasi, membuat pelaku pasar merealisasikan profit yang sudah di peroleh. Selain itu sebagian besar emiten juga sudah mempublikasikan kinerja keuangan kuartal III 2017, sehingga dibutuhkan sentimen positif baru untuk mendorong kenaikan IHSG lebih tinggi. Kami memperkirakan pada sepekan ini IHSG akan bergerak dalam rentang 5,969 - 6,090.

 

Pasar saham Amerika Serikat (AS) dibuka sedikit lebih rendah karena ketidakpastian mengenai rencana reformasi pajak Presiden Donald Trump. Pasalnya, senat di Amerika telah meluncurkan sebuah rencana pajak baru yang berbeda dengan versi Dewan Perwakilan Rakyat. Di sisi lain, Presiden The Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengatakan dan  memperkirakan kenaikan suku bunga akan terjadi bulan depan. Meskipun bank sentral harus berhati-hati terhadap inflasi yang masih rendah.

 

Pergerakan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) berakhir di level tertingginya dalam dua setengah tahun, setelah OPEC mendorong proyeksi permintaan untuk tahun depan. Menurut laporan bulanan OPEC, organisasi negara-negara pengekspor minyak tersebut meningkatkan perkiraannya untuk jumlah yang akan perlu dipompa untuk memenuhi permintaan tahun depan sebesar 400.000 barel per hari menjadi 33,4 juta per hari. Pada Senin (13/11) di Abu Dhabi, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo menjelaskan bahwa pemangkasan produksi merupakan satu-satunya pilihan yang layak untuk mengikis kelebihan suplai. Turut menopang harga minyak adalah pergolakan internal di Arab Saudi, anggota terbesar di OPEC, serta meningkatnya tensi dengan rivalnya, Iran. Aktivitas pipa antara Saudi dan Bahrain sempat terhenti akhir pekan lalu akibat sebuah serangan.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group