Beranda

RESEARCH

Company Update

18 September 2017

Weekly Analysis 18 - 22 September 2017

  • Selama sepekan lalu IHSG bergerak menguat +15.28 poin atau (+0.26%) dan ditutup di level 5,872.39. Meskipun demikian, investor Asing masih terus mencatatkan Net Sell. Tercatat dalam pekan lalu total Net Sell Asing mencapai Rp-1.66 triliun sehingga terus menambah total Net Sell Asing yang telah mencapai Rp-7.89 triliun turun hingga –127.37% dari level tertingginya yang sempat menyentuh di level Rp28.83 triliun. Penguatan IHSG seiring dengan penguatan bursa Global yang cenderung menguat, dan seiring pula dengan Rupiah yangcenderung menguat terhadap Dolar Amerika. IHSG menguat didukung oleh sentimen positif dari dalam negeri yaitu data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus sebesar US$1.72 miliar. Pada pekan ini kami memperkirakan IHSG bergerak direntang 5,815-5,888.

 

  • Dampak Badai Harvey menyebabkan penjualan ritel dan output industry Amerika Serikat mengalami penurunan. Disisi lain, data inflasi Amerika Serikat naik menjadi 1.9%. Angka tersebut diatas ekspektasi para ekonom. Dengan demikian, dugaan naiknya suku bunga acuan The Fed pada akhir tahun pun kembali menguat. Untuk pekan ini, perhatian para pelaku pasar terfokus pada pertemuan yang akan diadakan pada pekan ini yang melibatkan bank sentral berbagai negara seperti Amerika, Australia, Jepang, dan Indonesia. Namun perhatian khusus tertuju pada pertemuan The Fed pada pertengahan pekan ini.

 

  • Dalam sepekan laku harga komoditas bergerak bervariasi mayoritas melemah. Setelah menguat berturut-turut, harga nikel mengalami penurunan terdalam yaitu sebesar –4.31% pada pekan lalu diikuti oleh penurunan harga Cooper  sebesar –2.95%. Sedangkan harga minyak WTI mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebesar +4.95% diikuti oleh harga CPO +3.58%. Selain harga CPO dan harga minyak WTI, harga batubara pun menguat sebesar +2.12%. Penguatan harga batubara didorong oleh adanya penurunan produksi dari China pada bulan Agustus sebesar 1.2% MoM menjadi 9.38 juta ton. Angka tersebut merupakan angka terendah dalam enam bulan terakhir. Penurunan produksi batubara di China disebabkan oleh adanya beberapa kecelakaan yang terjadi pada tambang batubara Shanxi yang menewaskan 20 pekerja. Selain itu, pengawasan yang lebih ketat dibeberapa tambang di China pun mendorong berkurangnya produksi batubara  China.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group