Beranda

RESEARCH

Company Update

28 Agustus 2017

Weekly Analysis 28 Agustus - 01 September 2017

Pada pekan lalu, IHSG berhasil mencetak angka tertinggi baru yaitu di level 5,915.36 menguat +21.52 (+0.37%). Penguatan IHSG tersebut merespon keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan BI sevendays repo rate sebesar 25 bps. Meskipun terdapat sentimen positif yang cukup kuat dari dalam negeri, namun pergerakan IHSG masih dibayang-bayangi oleh beberapa faktor yang dapat menjadi sentimen negatif dari kondisi global. Faktor-faktor tersebut diantaranya kisruh gepolitik antara Amerika Serikat dengan Korea Utara dan masih adanya potensi The Fed menurunkan suku bunga acuannya (FFR). Selain itu, investor Asing mulai mencatatkan Net Buy kembali.  Tercatat dalam pekan lalu Asing melakukan aksi beli sebanyak Rp1.96 triliun Sehingga total Net Buy Asing selama tahun 2017 hanya tersisa Rp2.04 triliun. Pada pekan ini kami perkirakan IHSG akan bergerak dalam range 5.878-5,926

 

Dalam sepekan lalu, Indeks Dow Jones ditutup menguat tipis sebesar +139.16 poin atau +0.64%.  Pidato Ketua The Fed Janet Yellen dan Presiden ECB Mario Draghi pada pertemuan Bank Sentral Dunia, menjadi sentimen penekan penurunan DJIA.  Terkait kemungkinan kenaikan FFR pada akhir tahun 2017, Janet Yellen tidak memberikan sinyal perubahan FFR yang agresif. Disisi lain, kembali memanasnya kisruh geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara menjadi sentimen negatif pergerakan bursa Wall Street.

 

Selama sepekan lalu, harga-harga komoditas mayoritas mengalami penguatan. Penguatan tertinggi terjadi pada harga nikel sebesar +4.60%  diikuti oleh harga Cooper sebesar +3.40%. Penguatan harga nikel yang sempat mencetak rekor tertinggi didorong oleh pemangkasan suplai nikel global. Proyeksi harga rata-rata pada akhir tahun pun meningkat yang semula diproyeksikan sebesar US$9,500 per ton menjadi US$9,900 per ton. Ditengah menguatnya harga-harga komoditas, harga minyak turun –1.32% sepekan lalu. Selain Cooper dan Nikel, harga CPO juga tercatat mengalami penguatan sebesar +2.57%, meskipun pada akhir pekan cenderung melemah. Penguatan Ringgit Malaysia serta kondisi industri minyak kelapa sawit yang dikhawatirkan akan mengalami over supply yang lebih tinggi menjadi faktor yang menekan kenaikan harga CPO.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group