Selama sepekan lalu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar +192.4 poin atau +3.33% ke level 5,975.7 Tercatat bahwa Net Buy investor Asing dalam seminggu sebesar Rp1.7 triliun. Dalam sepekan pelaku pasar merespon positif atas dirilisnya Fed Minutes yang meredakan kekhawatiran ekspektasi tingginya suku bunga, dan harga minyak rally akibat ketidakpastian politik di irak dan venezuela. Pada sepekan ini dalam jangka pendek, pola IHSG telah membentuk breakway gap, kemungkinan besar IHSG telah menunjukkan rebound dan akan menguji resistance terdekat 6000 -6100. Jika IHSG telah menembus level resistance tersebut, maka memberikan sinyal kuat bahwa IHSG akan rally. Kami perkirakan IHSG akan bergerak dalam range 5,904-6,211
Wall Street bergerak menguat +38 atau +0.15% di level 24,753. Penguatan yang terjadi lantaran Amerika dan China sepakat untuk tidak saling melancarkan ancaman tarif masing–masing pihak, hal ini meredakan pelaku pasar terhadap perang dagang. Selanjutnya Risalah rapat The Fed menunjukan bahwa inflasi yang lebih tinggi kemungkinan tidak akan menyebabkan laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat. Wallstreet juga di warnai oleh pembatalan rencana pertemuan pemimpin Amerka Serikat dan Korea Utara, dan ancaman pengenaan tarif terhadap impor kendaraan.
Bursa Asia pada pekan lalu kompak melemah. Bursa Asia terkoreksi di tengah-tengah pembatalan pertemuan Amerika Serikat dan Korea Utara. Bursa Asia juga dibebanin ancaman tarif impor mobil dan komponennya. Harga komoditas mayoritas bergerak mixed. Pelemahan paling besar terjadi pada harga Minyak sebesar –3,4 point atau –4.77%, pelemahan Minyak dikarenakan Rusia mengisyaratkan opsi penghapusan upaya pembatasan suplai yang telah mengikis kelebihan suplai global, pelemahan selanjutnya adalah harga Timah yaitu –630 point atau –3.03% . Penguatan paling besar adalah harga Emas yang naik +15.2 point atau 1.18% dikarenakan ketidakpuasan akan hasil sementara pembicaraan dagang Amerika – China.
