Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

14 Juni 2019

Fixed Income Notes 14 Juni 2019

Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 13 Juni 2019 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan merespon data cadangan devisa Mei 2019.
 
Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 3 - 9 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan sekitar 7 bps yang didorong olah adanya kenaikan harga yang berkisar antara 15 - 21 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 16 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 43 bps. 

Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh data cadangan devisa di bulan Mei 2019. Bank Indonesia menyatakan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia pada periode Mei 2019 tercatat sebesar US$120,3 miliar, lebih rendah US$4,00 miliar dibandingkan dengan posisi pada bulan April 2019 yang sebesar US$124,09 miliar. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Disamping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas terkait siklus pembayaran dividen beberapa perusahaan asing pada saat menjelang libur panjang di akhir bulan Mei 2019.

Pelaku pasar masih merespon positif terhadap data cadangan devisa tersebut, karena dengan posisi cadangan devisa tersebut akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Dengan posisi cadangan devisa tersebut, cukup untuk membiayai 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil kemarin juga telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun sebesar 8 bps masing - masing pada tenor 5 tahun di level 7,183%, tenor 10 tahun di level 7,633%, dan tenor 15 tahun di level 7,976%. Adapun untuk tenor 20 tahun turun sebesar 7 bps di level 8,119%. 

Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya kembali ditutup dengan mengalami penurunan ditengah penurunan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO24 ditutup mengalami penurunan sebesar yang berada di level 3,162% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps. Adapun INDO29 ditutup dengan penurunan imbal hasil sebesar 4 bps di level 3,502% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 ditutup naik sebesar 2 bps masing - masing di level 4,445% dan 4,334% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps dan 20 bps.
 
Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp16,85 miliar dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp8,41 triliun. Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,49 triliun dari 120 kali transaksi di harga rata - rata 103,23% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp2,33 triliun dari 115 kali transaksi di harga rata - rata 103,95%. 

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp882,87 miliar dari 42 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Semen Indonesia Tahap II Tahun 2019 Seri A (SMGR01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap III Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN3) senilai Rp90,00 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,20%. 

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 45,00 pts (0,32%) pada level 14280,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14235,00 hingga 14283,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut ditengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap mata uang dollar Amerika. Mata uang Rupiah Indonesia (IDR) memimpin pelemahan mata uang regional sebesar 0,32% yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,26% dan Rupee India (INR) sebesar 0,24%. Sementara itu mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan terhadap mata uang regional sebesar 0,06% dan diikuti penguatan mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,03% terhadap dollar Amerika.

Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami kenaikan dengan masih didukung oleh masih tingginya cadangan devisa serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Masih tingginya cadangan devisa di bulan Mei 2019 masih akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder. 

Adapun kenaikan harga Surat Utang Negara juga akan didorong oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury yang kembali mengalami penurunan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,089% dan untuk tenor 30 tahun juga ikut mengalami penurunan di level 2,594%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga mengalami penurunan, masing - masing di level –0,247% dan 0,835%. Pergerakan surat utang global yang mengalami penurunan kami perkirakan akan menjadi katalis positif pada perdagangan Surat Utang Negara hari ini dengan denominasi mata uang dollar. 

Rekomendasi
Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada seri FR0031, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0059, FR0071, dan FR0058.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group