Beranda

RESEARCH

Monthly Highlight

11 September 2017

Weekly Analysis 11 - 15 September 2017

 Dari dalam negeri, akhir pekan lalu IHSG ditutup naik 24,808 poin (+0,43%) ke level 5.857,119. Dengan mencatatkan net sell di pasar reguler sebesar Rp243 miliar. Walaupun berhasil menguat diakhir pekan, tapi untuk sepanjang pekan lalu IHSG berakhir dengan pelemahan -0,12%, dengan diikuti oleh keluarnya dana asing sekitar Rp3,4 triliun. Laju IHSG di awal pekan sempat turun cukup tajam, tertekan oleh sentimen global dari ketegangan yang kembali muncul di Semenanjung Korea setelah uji coba bom hidrogen yang berhasil dilakukan oleh Korea Utara. Namun pada pertengahan hingga akhir pekan IHSG berhasil membaik dengan sedikit menguat terdorong oleh data ekonomi dalam negeri yang masih positif. BPS melaporkan sepanjang bulan Agustus telah terjadi deflasi sebesar 0,07%, sehingga membuka ruang bagi BI untuk kembali melakukan pelonggaran moneter. Sementara data manufaktur membaik dan data cadangan devisa kembali meningkat menjadi sentimen positif yang mendorong rebound kenaikan IHSG pada akhir pekan kemaren. Sedangkan pada pekan ini, kami perkirakan IHSG akan bergerak pada range 5,815 - 5,895

 

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 1,07% atau 234,25 poin di 21.753,31. Indeks Nasdaq Composite melemah 0,93% atau 59,76 poin di level 6.375,57, sedangkan indeks S&P 500 berakhir turun 0,76% atau 18,7 poin di posisi 2.457,85. Wall Street kemungkinan akan menghadapi jalan yang bergelombang bulan ini, biasanya bulan terburuk untuk saham, jika terjadi perselisihan di Washington terkait anggaran Amerika Serikat dan plafon utang federal. Sementara itu, keprihatinan investor pada hari Selasa juga mungkin telah diperkuat oleh berita tentang badai dahsyat yang bergerak menuju selatan Amerika Serikat, mengingat dampak kehancuran di Texas akibat Badai Harvey. Saham perusahaan asuransi rumah yang terkait dengan Florida tumbang saat investor mempertimbangkan kerugian seiring dengan datangnya badai Irma. Indeks CBOE Volatility pun naik 2,10 poin ke posisi 12,23.

 

Harga batu bara kontrak Januari 2018 berhasil rebound pada perdagangan terakhir pekan lalu dengan kenaikan lebih dari 1%, menyusul laporan lonjakan impor batu bara China. Pada perdagangan Jumat, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 1,12% atau 0,95 poin di US$85,60/metrik ton. Sedangkan harga minyak mentah ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan seiring dengan kehawatiran sisi permintaan Amerika Serikat yang merosot akibat badai Irma. Harga minyak WTI kontrak teraktif Oktober 2017 turun 1,61 poin atau 3,28% menuju US$47,48 per barel. Adapun minyak Brent kontrak teraktif November 2017 merosot 0,71 poin atau 1,30% menjadi US$53,78 per barel

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group