Beranda

RESEARCH

Monthly Highlight

21 Agustus 2017

Weekly Analysis 21 Agustus - 25 Agustus 2017

Meskipun investor Asing terus mencatatkan Net Sell, serta isu geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara, namun market merespon positif pidato Presiden Jokowi disaat HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 mengenai RAPBN 2018, dimana target penerimaan pajak dan belanja pemerintah dianggap lebih konservatif dan asumsi makro antara lain pertumbuhan ekonomi 5.4% dan inflasi 3.5%. Pada pekan ini, perhatian pelaku pasar tertuju pada peretemuan Bank Indonesia pada 22 Agustus mendatang. BI diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin untuk mendongkrak perekonomian nasional dengan melihat rendahnya tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Pada pekan ini, kami memperkirakan IHSG masih akan bergerak fluktuatif karena terpengaruh sentimen ketegangan geopolitik global dengan rentang 5,811-5,943

 

Indeks Dow Jones bergerak melemah selama sepekan lalu yaitu –183.81 poin (-0.84%) ke level 21,674.51. Selain Indeks Dow Jones, Nasdaq pun melemah sebesar –40.03 poin (-0.64%) ke level 6,216.53. Ketegangan geopolitik yang terjadi antara Amerika Serikat dan Korea Utara berimbas ke hampir seluruh bursa regional. Selama sepekan lalu mayoritas bursa Regional cenderung turun akibat ketegangan geopolitik tersebut yang belum sepenuhnya mereda.

 

Harga Batubara mencatatkan kenaikan kembali pada pekan lalu. Ini adalah pekan kelima kenaikan harga batubara. Penguatan harga batubara didorong oleh turunnya suplai dari Tiongkok serta ekspektasi peningkatan permintaan di pasar regional dan outlook peningkatan permintaan di Eropa. Selain harga batubara, harga minyak WTI pun berpotensi menguat dengan adanya laporan yang mengungkapkan penutupan salah satu kilang minyak terbesar di Amerika Serikat. Kilang minyak tersebut yaitu Executern Bay di Texas. Berbeda dengan harga minyak dan batubara, sebaliknya harga CPO cenderung kembali melemah. Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan baru oleh India yaitu meningkatkan bea impor CPO hingga 100%. India termasuk negara importir CPO terbesar di dunia meningkatkan bea impor CPO menjadi 15% yang sebelumnya sebesar 7.5%. Hel ini menyebabkan demand CPO oleh India  berkurang. Disisi lain, Malaysia Palm Oil Board melaporkan jumlah stock sawit pada Juli naik 16.8% MoM menjadi 1.78 juta ton, sedangkan jumlah produksi naik 20.7% MoM menjadi 1.83 juta ton. Sepekan lalu pergerakan tertinggi terjadi pada harga Nikel yang naik hingga 3%.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group