Beranda

RESEARCH

Company Update

11 Agustus 2017

Fixed Income Notes 11 Agustus 2017

  • Imbal hasil  Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 10 Agustus 2017 bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah ketegangan geopolitik antara Pemerintah Amerika dan Korea Utara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan arah perubahan tingkat imbal hasil yang cukup bervariasi meskipun dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 4 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan yang relatif terbatas hingga sebesar 2 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Terbatasnya pergerakan harga kami perkirakan dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menantikan beberapa data ekonomi penting dari dalam dan luar negeri yang akan disampaikan dalam beberapa hari kedepan seperti data inflasi Amerika serikat dimana data ini sangat penting bagi Amerika dalam memutuskan kebijakan terkait suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur di bulan September 2017. Adapun dari dalam negeri pelaku pasar masih menantikan data Neraca Perdagangan Indonesia yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik pada pekan depan, dimana data neraca perdagangan dinilai pelaku pasar sebagai tolak ukur arah kebiajakan yang diambil oleh Bank Indonesia di tengah berlanjutnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dengan Korea Utara. 
  • Sehingga secara keseluruhan, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya perubahan pada imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan yang juga terbatas kurang dari 1 bps. Pada tenor 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun masing - masing mengalami kenaikan di level 6,614%, 6,854% dan 7,559%. Sedangkan menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun di level 7,293%. 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya mengalami kenaikan terbatas di tengah penurunan imbal hasil dari surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, dan INDO-37 masing - masing mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 2,120%, 3,634%, dan 4,546% didorong oleh adanya koreksi harga yang yang juga terbatas masing - masing sebesar 1,5 bps, 6 bps dan 15 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-47 terlihat mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 4,579% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp13,89 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,81 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,53 triliun dari 67 kali transaksi di harga rata - rata 100,48% yang diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0075, senilai Rp2,35 triliun dari 637 kali transaksi di harga rata - rata 100,91%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp998,13 miliar dari 53 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I BNI Tahap I Tahun 2017 (BBNI01CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp101,2 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,85% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi II Intiland Development Tahun 2016 Seri A (DILD02A) senilai Rp91 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 101,33%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup tidak bergrak pada level 13333,00 per dollar Amerika setelah bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13333,00 hingga 13354,00 per dollar Amerika. Tidak bergeraknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY), dan Baht Thailand (THB). Sedangkan Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Dollar Taiwan (TWD). 
  • Pada perdagangan hari ini harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas di tengah masih berlanjutnya ketegangan politik antara pemerintah Amerika Serikat dengan Korea Utara di semenanjung Korea. Harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh penurunan imbal hasil surat utang global seiring dengan meningkatnya permintaan atas safe haven asset. 
  • Peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dipengaruhi oleh faktor eksternal, dimana imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,201% seiring dengan US Treasury dengan tenor 30 tahun yang juga ditutup mengalami penurunan di level 2,776%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,405% dan 1,080%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder pada hari ini. 
  • Hanya saja kenaikan harga masih akan dibatasi oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara untuk beberapa seri telah memasuki area jenuh beli (overbought). Kondisi tersebut akan membatasi peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan ini terlebih pelaku pasar masih akan menantikan data ekonomi domestik yang akan disampaikan pada pekan depan. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung bergerak berfluktuasi pada rentang perubahan harga yang relatif terbatas. Kami masih menyarankan beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang cukup menarik untuk diperdagangkan seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, ORI013, FR0056, FR0054, dan FR0063.
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 02022018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 15 Agustus 2017.

Bond

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group