Beranda

RESEARCH

Company Update

21 Mei 2018

Fixed Income Notes 21 Mei 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 18 Mei 2018 bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah koreksi yang terjadi di pasar surat utang regional serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 4 - 18 bps dimana Surat Utang Negara dengan sementara itu pada tenor pendek dan panjang terlihat masih mengalami penurunan imbal hasil. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 5 - 12 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan sebesar 14 bps seiring dengan perubahan harga yang hanya berkisar antara 40 - 55 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 4 - 14 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 130 bps.  
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Kenaikan imbal hasil terhadap beberapa Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan masih didukung oleh melemahnya nilai tukar rupaih serta adanya aksi ambil untung oleh investor asing. Adapun koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil lebih dipengaruhi oleh faktor koreksi harga surat utang global di hari Kamis serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Selasa, 22 Mei 2018. 
  • Koreksi harga di akhir pekan telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 14 bps di level 6,943%. Sementara itu imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup naik sebesar 18 bps di level 7,342%. Sementara seri acuan dengan tenor 15 tahun imbal hasilnya ditutup naik sebesar 9 bps di level 7,743%dan 20 tahun ditutup naik sebesar 13 bps di level 7,861%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Seiring dengan koreksi yang terjadi pada perdagangan surat utang global, Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga terlihat mengalami koreksi yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik sebesar 5,5 bps di level 4,149% didorong oleh koreksi harga sebesar 22 bps. Imbal hasil INDO-28 ditutup naik sebesar 3,5 bps di level 4,592% setelah mengalami koreksi harga sebesar 25 bps Adapun imbal hasil INDO-38 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps di level 5,230% setelah mengalami koreksi harga sebesar 100 bps. Sementara imbal hasil INDO-48 menga;a,o kenaikan sebesar 5 bps di level 5,103% didukung oleh kenaikan harga sebesar 70 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp15,23 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,77 triliun. Volume perdagangan tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Kamis, yang senilai Rp9,80 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,19 triliun dari 122 kali transaksi di harga rata - rata 102,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0069 senilai Rp1,47 triliun dari 16 kali transaksi di harga rata - rata 101,20% 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,66 triliun dari 42 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.Obligasi Berkelanjutan I Jaya Ancol Tahap II Tahun 2018 Seri B  (PJAA01BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp320 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,0% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indomobil Finance Tahap III Tahun 2018 Seri B (IMFI03BCN3) senilai Rp250 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%.. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 98,00 pts (0,69%) pada level 14156,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14053,00 hingga 14158,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Rupiah Indonesia (IDR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Baht Thailand (THB). Sementara itu Won Korea Selatan (KRW) satu satunya mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika 
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Yen Jepang (JPY) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara maih akan bergerak dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 22 Mei 2018 kami perkirkan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga pada seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0064, FR0065 dan FR0075. 
  • Selain faktor lelang, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini juga akan dipengaruhi oleh masih berpotensi melemahnya mata uang utama dunia lainnya. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan penurunan pada perdagangan di akhir pekan juga akan membatasi koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup turun pada level 2,06% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama yang ditutup turun  masing - masing pada level 0,570% dan 1,501%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara kembali memasuki area konsolidasi, terutama pada tenor panjang, sehingga kami perkirakan juga akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada tenor tersebut. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0073, FR0058, ORI013, FR0074, FR0068, FR0072, FR0075, dan FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp725 miliar.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group