Beranda

RESEARCH

Company Update

04 Desember 2017

Fixed Income Notes 04 Desember 2017

  • Berlanjutnya akumulasi pembelian Surat Utang Negara di tengah membaiknya persepsi resiko menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Jum'at, 30 November 2017.
  •  Imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 3 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang juga mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 70 bps. 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin didukung oleh masih berlanjutnya aksi pembelian oleh investor asing di tengah membaiknya persepsi resiko Surat Utang Indonesia. Angka CDS 5 tahun yang mencerminkan persepsi resiko pada perdagangan di hari Jum'at berada pada kisaran 92 bps, terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi di saat nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan dalam beberapa hari pada pertengahan pekan kemarin. Selain itu, investor juga terlihat aktif melakukan perdagangan yang tecermin pada tingginya volume perdagangan yang dilaporkan. 
  • Dengan adanya kenaikan harga tersebut, tidak mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan secara tinggi. Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara terlihat terbatas kurang dari 1 bps dimana untuk tenor 5 tahun di level 6,031%, untuk tenor 10 tahun di level 6,497%, dan untuk tenor 20 tahun di level 7,232%. Sedangkan untuk imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami perubahan yang relatif terbatas dengan kecenderrungan mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 7,031%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan seiring kenaikan imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan di hari Kamis. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut bergerak dengan mengalami kenaikan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik sebesar 3,5 bps di level 2,344% setelah mengalami koreksi harga sebesar 8 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 3,622% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 12,5 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 ditutup naik sebesar 1 bps masing - masing di level 4,460% dan 4,520% setelah mengalami koreksi  harga masing - masing sebesar 15 bps dan 20 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp11,05 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,55 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,11 triliun dari 31 kali transaksi di harga rata - rata 111,52% dan diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12180201 senilai Rp1,74 triliun dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,28%.
  •  Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dileporkan senilai 665,85 miliar dari 40 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan di akhir pekan. Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap I Tahun 2015 Seri D (SIEXCL01DCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp90 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 111,91% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi I Express Trasindo Utama Tahun 2014 (TAXI01) senilai Rp80 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,10%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup pada level 13526,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 26,00 pts (0,19%) setelah bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13513,00 hingga 13537,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah pelemahan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika secara keseluruhan di tengah dollar Amerika yang mengalami pelemahan terhadap mata uang utama dunia. Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Yen Jepang (JPY). Sementara itu hanya mata uang Yuan China (CNY) yang mengalmi penguatan namun terbatas terhadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan kemarin. Namun demikian, dalam sepekan terakhir, nilai tukar mata uang regional bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika, dimana penguatan dipimpin oleh Peso Philippina (PHP) dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan seiring dengan masih adanya aliran modal investor asing yang melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara serta kembali turunnya imbal hasil dari US Treasury. 
  • Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 29 November 2017, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara senilai Rp830,26 triliun atau setara dengan 39,25% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. Kepemilikan oleh investor asing tersebut mengalami peningkatan senilai Rp34,06 triliun di bulan November 2017 dan sebesar Rp164,45 triliun di tahun 2017. Akumulasi oleh investor asing tersebut menjadi katalis positif bagi pasar Surat Utang Negara sehingga turut menjadi faktor yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara di tahun 2017. Pembelian Surat Utang Negara oleh investor asing tersebut memudarkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa investor asing akan meninggalkan pasar Surat Utang Negara di saat Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga acuannya. 
  • Adapun dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury pada akhir pekan kemarin ditutup turun, dimana untuk tenor 10 tahun turun di level 2,363% dan tenor 30 tahun turun di level 2,758% di tengah investor ingin mencari kemanan di tengah adanya laporan mengenai Flynn. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,312% dan 1,229%. Kembali turunnya imbal hasil dari surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan strategi trading. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami lihat masih cukup menarik untuk diakumulasi adalah FR0069, FR0053, ORI013, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, dan FR0072
  • Pada sepekan kedepan terdapat lima surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp7,255 triliun.
  • Outlook Sektor Perusahaan Pembiayaan.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group