Beranda

RESEARCH

Company Update

05 April 2018

Fixed Income Notes 05 April 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 4 April 2018 bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah jelang disampaikannya daftar tarif impor. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,3 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 6 - 11 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak terbatas dengan mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 7 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 5 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil pada pekan lalu, imbal hasil Surat Utang Negara mulai menunjukkan adanya penurunan meskipun penurunan imbal hasil tersebut masih terbatas untuk sebagian besar seri Surat Utang Negara. Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, meskipun masih nilai tukar rupiah masih mengalami pelemahan pada perdagangan kemarin. 
  • Adapun penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin juga didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih cenderung aktif untuk melakukan transaksi jelang disampaikannya data cadangan devisa yang akan di sampaikan pada akhir pekan ini. 
  • Sehingga secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin hanya mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang  Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun dan 15 tahun terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 5,902%, 6,566% dan 6,796%. Adapun terhadap seri acuan dengan tenor 20 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 7,215%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan demominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung mengalami koreksi yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin. Kenaikan imbal hasil hingga sebesar 2 bps dimana tenor pendek mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 3,696% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 5 bps dan imbal hasil dari INDO-28 yang ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 4,034% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 dan INDO-48 mengalami kenaikan yang terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,732% dan 4,620% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp15,95 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,26 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,75 triliun dari 128 kali transaksi di harga rata -rata 102,93% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp2,28 triliun dari 87 kali transaksi di harga rata - rata 97,92%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,35 triliun dari 36 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap IV Tahun 2018 Seri C (BFIN03CCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp500 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (SMADMF03ACN2) senilai Rp120 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,03%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah terbatas sebesar pts 2,00 pts (0,01%) pada level 13766,00 per dollar Amerika melanjutkan pelemahan berturut - turut dalam tiga hari terakhir. Bergerak dengan mengalami berfluktuatif terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13745,00 hingga 13769,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami melemah terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti oleh Yuan China (CNY) serta Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan harga yang akan mengalami koreksi harga didorong oleh nilai tukar rupiah yang terlihat belum mengalami perubahan tren dari tren penurunan menjadi tren kenaikan serta belum ada katalis positif untuk penguatan nilai tukar rupiah setelah disampaikannya data daftar tarif impor yang dikeluarkan oleh China. Adapun kenaikan imbal hasil surat utang global juga diperkirakan akan mendorong koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 2,808% sebagai respon rilisnya data oleh China. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing ditutup naik pada level 0,502% dan 1,364% yang ditengah kekhawatiran investor terhadap perang dagang antara Amerika dan China, mendorong investor untuk melakukan pembelian aset yang lebih aman (safe haven asset). Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami kenaikan, maka akan berpeluang untuk mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun harga Surat Utang Negara dengan denomiansi mata uang rupiah kami perkiarakan masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai portofolio trading seperti seri FR0069, FR0053 serta ORI013. Adapun untuk tenor panjang dapat diakumulasi secara bertahap saat terjadi koreksi dengan pilihan pada seri FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Peringkat PT Batavia Prosperindo Finance Tbk ditegaskan di “idBBB” 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Pegadaian Tahap II Tahun 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group