Beranda

RESEARCH

Company Update

07 Februari 2018

Fixed Income Notes 07 Februari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 6 Februari 2018 ditutup dengan mengalami kenaikan didorong oleh investor asing yang melakukan aksi ambil untung di tengah kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor 6 - 13 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps setelah didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 6 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan kenaikan yang berkisar antara 1 - 5 bps setelah mengalami penurunan harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 6 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan sepanjang sesi perdagangan, didorong oleh katalis negatif dari pasar surat utang global dimana pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Adapun, aksi ambil untung investor asing di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya penurunan harga Surta Utang Negara sehingga di akhir sesi perdagangan imbal hasil Surat Utang Negara mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Senin. 
  • Sehingga secara keseluruhan, koreksi harga pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 5,804% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 6,345%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun naik sebesar 2,5 bps di level 6,805%. Sementara itu imbal hasil tenor 20 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 7,056. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, mengalami penurunan, di tengah pergerakan imbal hasil US Treasury pada hari Senin yang ditutup dengan mengalami penurunan. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup turun 1 bps di level 3,305% didorong oleh kenaikan harga sebesar 5 bps sementara itu imbal hasil dari INDO-28 ditutup turun sebesar 5,5 bps di level 3,751% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 45 bps. Adapun imbal hasil INDO-38 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,569% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps. Sementara itu INDO-48 imbal hasilnya ditutup turun sebesar 3,5 bps di level 4,515% didukung oleh kenaikan harga sebesar 60 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Senin, senilai Rp17,33 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,46 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,04 triliun dari 81 kali transaksi di harga rata - rata 99,11% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ritel seri SR007 senilai Rp1,86 triliun dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,07%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp3,19 triliun dari 4 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,06 triliun dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 101,04% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS012, senilai Rp60 miliar dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 115,29%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp838,67 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap I Tahun 2017 (ADHI02CN1) masih menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp180 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 103,25% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap II Tahun 2016 Seri B (BBRI01BCN2) senilai Rp105 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 102,97%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah, pada level 13540,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 20,00 pts (0,14%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13517,00 hingga 13621,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh penguatan mata uang Peso Philippina (PHP) dan Dollar Singapura (SGD). Adapun Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Dollar Taiwan (TWD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan cenderung mengalami koreksi setelah belum ada katalis positif yang akan mendorong penguatan rupiah serta imbal hasil US Treasury yang kembali mengalami kenaikan akan menjadi katalis negatif pada perdagangan hari ini. 
  • Sementara itu pasar surat utang global ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 2,804%, begitu pula tenor 30 tahun juga ditutup naik di level 3,068%. Sementara itu Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun  di level 0,696% sementara itu imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami penurunan di level 1,522%. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area konsolidasi dan juga harga Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor masih terlihat mengalami tren penurunan, sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan mengalami tren penurunan harga. 
  • Rekomendasi : Dengan minimnya katalis dari dalam dan luar negeri maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan cenderung bergerak terbatas. Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai pilihan di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi, yaitu seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0068, FR0072 dan ORI013. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp10,075 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 07082018 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 6 Februari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group