Beranda

RESEARCH

Company Update

09 Agustus 2017

Fixed Income Notes 09 Agustus 2017

  • Meningkatnya angka cadangan devisa serta positifnya hasil pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara menjadi katalis positif yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa, 8 Agustus 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami penurunan sebesar 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 35 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah penguatan mata uang regional seiring dengan pelemahan dollar Amerika. Stabilnya nilai tukar rupiah tersebut tidak lepas dari data cadangan devisa di bulan Juli 2017 yang senilai US$127,76 miliar mengalami kenaikan sebesar US$4,67 miliar dibandingkan dengan posisi di akhir Juni 2017. 
  • Dari pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp16,35 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp22,50 triliun. Nilai nominal yang dimenangkan pada lelang kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang sebesar Rp21,05 triliun serta di atas target penerbitan yang sebesar Rp15 triliun. Adapun tingginya minat investor untuk menempatkan dananya di Surat Utang Negara terlihat dari jumlah penawaran yang meningkat dari lelang sebelumnya sebesar Rp58,62 triliun hal tersebut menjadi katalis bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Secara keseluruhan, aksi beli oleh investor pada perdagangan kemarin telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 3,5 bps  pada level 6,624% untuk tenor 5 tahun, untuk imbal hasil dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps pada level 6,858%, imbal hasil tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps pada level 7,319%, sedangkan untuk tenor 20 tahun mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 7,580%. 
  • Semenatra itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang terjadi pada tenor pendek seri Surat Utang Negara di tengah berlanjutnya tren kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 masing - masing mengalami kenaikan  terbatas kurang dari 1 bps di level 2,117% dan 3,624%. Adapun imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 4,534% dan 4,562%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangn sebelumnya, yaitu senilai Rp14,20 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup aktif melakukan transaksi perdagangan seiring dengan kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,18 triliun. Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12171109 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,33 triliun dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 98,78% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp1,97 triliun dari 49 kali transaksi di harga rata - rata 103,96%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp424,85 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II PLN Tahap I Tahun 2017 Seri C (PPLN02CCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp97 miliar dari 2 kali transaksi di harga 102,16% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Summarecon Agung Tahap II Tahun 2014 (SMRA01CN2) senilai Rp50 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 103,53%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13313,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 8 pts (0,06%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya setelah bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami penguatan pada kisaran 13298,00 hingga 13342,00 per dollar Amerika. Nilai tukar rupiah bergerak stabil di tengah penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin, mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Won Korea Selatan (KRW). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan meskipun akan dibayangi oleh adanya aksi ambil untung oleh investor. Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini masih akan dipengaruhi oleh hasil positif hasil pelaksaan lelang Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin. Namun pergerakan harga Surat Utang Negara akan dibatasi oleh kenaikan imbal hasil dari surat utang global. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,262%. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 0,470% dan 1,157%. Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan tersebut kami perkirakan akan masih memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara telah memasuki tren kenaikan harga yang terlihat pada tenor jangka pendek, sehingga akan membuka peluang berlanjutnya kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun demikian, kenaikan harga akan dibatasi oleh adanya sinyal jenuh beli (overbought) dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara. Pelaku pasar juga perlu mewaspadai terjadinya aksi ambil untung pada Surat Utang Negara setelah adanya tren kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir. Kami merekomendasikan beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan seperti FR0069, FR0053, FR0070, FR0054, ORI013 dan FR0063. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, seri yang dapat diakumualsi adalah FR0045, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp22,50 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN12171109 (Reopening), SPN12180809 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0075 (New Issuance) pada hari Selasa, tanggal 8 Agustus 2017. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group