Beranda

RESEARCH

Company Update

11 Desember 2017

Fixed Income Notes 11 Desember 2017

  • Kombinasi faktor terbatasnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali mengalami kenaikan mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 8 Desember 2017.
  •  Koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin kembali mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara dimana kenaikan  terbatas yang terjadi berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan terbatas sebesar 1 bps. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan terbatas yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 1 - 5 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 4 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. 
  • Aksi wait and see oleh investor di tengah terbatasnya pergerakan nilai tukar rupiah serta harga surat utang global yang juga mengalami koreksi menjadi faktor yang mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan sehingga berakibat terhadap terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Namun demikian, terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara didukung oleh volume perdagangan, dimana pada perdagangan di akhir pekan kemarin volume perdagangan yang dilaporkan mengalami penurunan dibandingkan di hari Kamis. Hal tersebut mengidikasikan bahwa pelaku pasar tidak cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia maupun Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.  
  • Adapun data cadangan devisa yang tidak sesuai perkiraan pelaku pasar mendorong terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Dengan demikian, terbatasnya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara juga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, tenor 10 tahun, dan tenor 15 tahun secara terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,032%, 6,532%, dan 7,051%. Adapun untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya relatif tidak bergerak dibandingkan perdagangan sebelumnya di level 7,248%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury di tengah data tenaga kerja Amerika di luar ekspektasi pelaku pasar. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, dan INDO-47 ditutup naik kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,344%, 3,587%, dan 4.473% didorong oleh koreksi harga Surat Utang Negara yang juga terbatas berkisar antara 1 - 10 bps . Adapun imbal hasil dari INDO-37 yang ditutup naik sebesar 1 bps di level 4,455% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp6,88 triliun dari 43 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,47 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,18 triliun dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 103,80% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0031 senilai Rp560 miliar dari 4 kali transaski di harga rata - rata 113,50%.
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,01 triliun dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2017 Seri C (BFIN03CCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp216 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,04% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Indosar Tahap II Tahun 2015 Seri C (ISAT01CCN2) senilai Rp125 miliar dari 3 kali transaksi di harga 105,7%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan penguatan terbatas sebesar 4,00 pts (0,03%) pada level 13550,00 per dollar Amerika. Bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13546,00 hingga 13561,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah ditengah mata uang regional bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah pernyataan Donald Trump mengenai Yerusalem. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Peso Philippina (PHP) dan diikuti oleh Rupee India (INR) dan Dollar Taiwan (TWD) sementara pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Yen Jepang (JPY), diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailand (THB). Adapun dalam sepekan terakhir, mata uang regional masih bergerak dengan kecenderungan mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dimpimpin oleh pelemahan Yen Jepang (JPY) dan diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas didorong oleh pelaku pasar yang masih menantikan dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia serta Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan diselenggarakan pada pekan ini. 
  • Adapun dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan di level 2,378% setelah data ketenagakerjaan di bawah perkiraaan. Sementara itu imbal hasil dari surat utag Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama pada perdagangan di akhir pekan juga terlihat mengalami kenaikan dimana masing - masing ditutup turun pada level 0,308% dan 1,280%. 
  • Indikator teknikal menunjukkan bahwa harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang masih bergerak di area konsolidasi sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas. Namun untuk Surat Utang Negara dengan tenor pendek terlihat masih mengalami tren kenaikan walaupun sudah mulai terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading pada Surat Utang Negara, dimana pilihan seri yang kami sarankan diantaranya adalah seri ORI013, FR0069, FR0053, FR0070, FR0073, FR0068, dan FR0072.
  • Pada sepekan kedepan terdapat tujuh surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp3,55 triliun.
  •  Outlook Sektor Infrastruktur.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group