Beranda

RESEARCH

Company Update

12 Februari 2018

Fixed Income Notes 12 Februari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 9 Februari 2018 bergerak bervariasi di tengah koreksi harga yang terjadi di pasar surat utang Amerika serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dimana Surat Utang Negara cenderung bervariasi perubahannya untuk setiap tenor. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 3 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps seiring dengan terbatasnya perubahan harga yang hanya berkisar antara 7 - 12 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Cukup bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Kenaikan imbal hasil terhadap beberapa Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan masih didukung oleh masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah. Adapun koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil lebih dipengaruhi oleh faktor koreksi harga surat utang Amerika Serikat serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Selasa, 13 Februari 2018. 
  • Meskipun bergerak bervariasi, perubahan harga di akhir pekan telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 6,338%, kurang dari 1 bps di level 6,785% dan sebesar 2 bps di level 7,075%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, imbal hasilnya ditutup dengan penurunan imbal hasil kurang dari 1 bps pada level 5,766%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Seiring dengan koreksi yang terjadi pada perdagangan US Treasury, Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga terlihat mengalami koreksi yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 10 bps di level 3,505% setelah mengalami koreksi harga sebesar 45 bps, adapun imbal hasil INDO-28, INDO-38, dan INDO-47 masing - masing ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 13 bps di level 4,008%; 4,735% dan 4,699% setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 100 - 200 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp17,16 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,27 triliun. Volume perdagangan tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Kamis, yang senilai Rp9,31 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,94 triliun dari 99 kali transaksi di harga rata - rata 105,08% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp1,49 triliun dari 60 kali transaksi di harga rata - rata 205,90%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp147 miliar dari 2 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS004 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp137 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 87,63% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS014, senilai Rp10 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,3%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp675,25 miliar dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap III Tahun 2017 Seri A (ASDF03ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp126 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,25% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN1) senilai Rp84 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,47%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 23,00 pts (0,16%) pada level 13628,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13609,00 hingga 13657,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan kecenderungan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Rupiah Indonesia (IDR). Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) dalam sepekan ditutup menguat terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara maih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara di hari Selasa, 13 Februari 2018. 
  • Menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 13 Ferbuari 2018 kami perkirkan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga pada seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0064, FR0065 dan FR0075. 
  • Selain faktor lelang, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini juga akan dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menanti dirilisnya neraca perdagangan di hari Kamis. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di akhir pekan juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup naik pada level 2,857% begitu pula dengan imbal hasil dengan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,165%. Namun, dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup turun masing - masing pada level 0,748% dan 1,564%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada di area konsolidasi, sehingga kami perkirakan juga akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada tenor tersebut. Adapun harga Surat Utang Negara untuk seluruh tenor masih terlihat mengalami tren penurunan. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068 dan FR0072. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp9,325 triliun.
  • Peringkat Obligasi BBRI yang akan jatuh tempo tetap di “idAAA”.
  • Peringkat PT Federal International Finance (FIF) ditegaskan di “idAAA” 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idA” kepada PT Mandala Multifinance Tbk dan obligasinya. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group