Beranda

RESEARCH

Company Update

13 Agustus 2018

Fixed Income Notes 13 Agustus 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 10 Agustus 2018 bergerak bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah cenderung mengalami penurunan, sementara itu pada tenor yang lebih panjang terlihat masih mengalami kenaikan imbal hasil. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan sebesar 7 bps seiring dengan perubahan harga yang bergerak berkisar antara 30 - 65 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Cukup bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Adapun koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil lebih dipengaruhi oleh faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditengah dollar Amerika yang mengalami penguatan serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Selasa, 14 Agustus 2018. 
  • Meskipun bergerak bervariasi, perubahan harga di akhir pekan telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 7,5 bps di level 7,526%, 10 tahun sebesar 5,5 bps di level 7,654%, 15 tahun sebesar 6,5 bps di level 8,031%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun, imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 5 bps pada level 8,086%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Ditengah kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan surat utang global, Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga terlihat mengalami koreksi yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-28, INDO-43 dan INDO-48 masing - masing ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,311%; 4,859% dan 4,752% setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 4 - 8 bps. Adapun INDO-23 mengalami penurunan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 3,955% setelah mengalami kenaikan harga yang juga terbatas sebesar 1,5 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp6,44 triliun dari 27 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,18 triliun. Volume perdagangan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Kamis, yang senilai Rp10,80 triliun. Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,82 triliun dari 34 kali transaksi di harga rata - rata 92,4% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0069 senilai Rp710 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 98,23%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp803 miliar dari 36 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Maybank Finance Tahap I Tahun 2018 Seri A (BIIF02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp340 miliar dari 5 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap II Tahun 2018 Seri A (PNMP02ACN2) senilai Rp136 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,15%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 65,00 pts (0,44%) pada level 14475,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14430,00 hingga 14481,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh yuan China (CNY) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Rupee India (INR) dan Yuan China (CNY). Adapun mata uang Baht Thailand (THB) dalam sepekan ditutup menguat terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara maih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 14 Agustus 2018 kami perkirkan harga Surat Utang Negara akan cenderung beregrak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga pada seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0063, FR0064, FR0065 dan FR0072. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan penurunan pada perdagangan di akhir pekan akan membatasi koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup turun pada level 2,862% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama yang ditutup turun masing - masing pada level 0,318% dan 1,246%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara kembali memasuki area konsolidasi, terutama pada tenor di atas 5 tahun, sehingga kami perkirakan juga akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada tenor tersebut. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah hingga panjang seperti seri FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0075, FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat uang yang akan jatuh tempo senilai Rp5,07 triliun. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk menegaskan peringkat “idAAA” kepada PT Angkasa Pura I (Persero).

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group