Beranda

RESEARCH

Company Update

15 Februari 2019

Fixed Income Notes 15 Februari 2019

Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, tanggal 14 Februari 2019 bergerak dengan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
 
Pada perdagangan kemarin hari Kamis, tanggal 14 Februari 2019, perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 222 bps dengan rata-rata  penurunan sebesar 41 bps yang mendorong adanya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 27 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan semua serinya mengalami koreksi harga yang berkisar antara 20 bps hingga 120 bps yang mengakibatkan adanya kenaikan tingkat imbal hasil hingga 12 bps. Adapun perubahan kenaikan imbal hasil terbesar didapati pada Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun sebesar 12,5 bps yang didorong oleh penurunan harga sebesar 108 bps dan dilanjutkan pada Surat Utang Negara bertenor 20 tahun yang ditutup dengan mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 124 bps yang di akibatkan turunya harga sebesar 120 bps. Sementara itu, untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 8,4 bps yang disebabkan oleh terjadinya penurunan harga sebesar 59 bps. Selanjutnya, untuk Surat Utang Negara bertenor 5 tahun mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 4,6 bps yang didorong turunnya harga sebesar 20 bps.
 
Kenaikan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin lebih banyak dipengaruhi oleh faktor perubahan nilai tukar mata uang Rupiah yang melemah terhadap Dollar Amerika pada sepanjang sesi perdagangan. Hal ini disebabkan oleh nilai mata uang Dollar Amerika yang terus menguat terhadap beberapa nilai tukar mata uang di beberapa negara. Penguatan nilai tukar mata uang Dollar Amerika ini masih dipicu oleh isu perang dagang antara Amerika dan China dan para pelaku pasar merespon positif pada pertemuan delegasi antar kedua negara. Meskipun demikian, para pelaku pasar masih melakukan aksi wait and see terlebih dahulu sambil menunggu keputusan hasil dari pertemuan delegasi kedua negara tersebut.
 
Kenaikan harga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika ditengah tingkat imbal hasil US Treasury yang mengalami pelemahan. Perubahan tingkat imbal hasil pada semua seri Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika mengalami arah yang beragam. Adapun tingkat imbal hasil seri INDO29 mengalami kenaikan sebesar 2,3 bps yang didorong oleh perubahan harga sebesar 19,4 bps. Adapun untuk seri INDO44 dan INDO49 mengalami perubahan tingkat imbal hasil dibawah 1 bps yang disebabkan oleh  perubahan harga masing-masing sebesar 2,8 bps dan 8,8 bps.
 
Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan   hari Kamis, tanggal 14 Februari 2019 mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp12,65 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Adapun Surat Utang Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,05 triliun dari 45 kali transaksi di harga rata - rata 101,43% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp1,34 triliun dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 102,07%. Sementara itu, untuk perdagangan Sukuk Negara, Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Sukuk Negara dengan volume terbesar, yaitu sebesar Rp119,91 miliar dari 11 kali transaksi dan diiringi dengan volume Project Based Sukuk seri PBS014 sebesar Rp20,00 miliar untuk 3 kali transaksi.
 
Volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan lebih kecil daripada volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,12 dari 45 seri obligasi korporasi yang ditransaksikan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap V Tahun 2017 Seri A (BEXI03ACN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp310,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 98,72% dan diikuti oleh Obligasi PLN VIII Tahun 2006 Seri B (PPLN08B) senilai Rp132,00 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata-rata 111,18%. Selanjutnya, untuk obligasi dengan volume 107,00 dari 5 kali transaksi didapati pada perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap I Tahun 2016 Seri C (BEXI03CCN1). 
 
Pada perdagangan kemarin hari Kamis tanggal 14 Februari 2019, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami koreksi sebesar 33 pts (0,23%) di level 14090,00 per Dollar Amerika. Pergerakan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14068,00 hingga 14095,00 per Dollar Amerika. Adapun Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut mengalami pelemahan seiring dengan nilai tukar mata uang regional yang melemah terhadap mata uang Dollar Amerika. Mata uang regional yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,49% kemudian diikuti dengan nilai tukar mata uang Rupee India (INR) yang mengalami koreksi sebesar 0,46%. Selanjutnya, mata uang yang mengalami pelemahan yaitu mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,31% terhadap Dollar Amerika. Namun, terdapat dua mata uang regional yang menguat terhadap Dollar Amerika, yaitu Dollar Singapura (SGD) dan mata uang Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,10% dan 0,01%. 
 
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami pelemahan sebesar 179 bps pada level 2,65%. Hal ini seiring dengan yang terjadi pada US Treasury bertenor 30 tahun yang juga mengalami pelemahan sebesar 111 bps sehingga berada pada level 3,00%. Pelemahan imbal hasil US Treasury ini terjadi ditengah kondisi pasar saham Amerika yang ditutup dengan mengalami perubahan arah yang bervariasi, dimana indeks NASDAQ ditutup menguat terbatas sebesar 9 bps sehingga berada pada level 7426,96 sedangkan untuk indeks DJIA mengalami pelemahan sebesar 41 bps sehingga berada pada level 25439,39. Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan tenor 30 tahun ditutup dengan mengalami koreksi masing-masing di level 1,145% dan 1,668%. Adapun untuk obligasi Jerman (Bund) bertenor 10 tahun dan 30 tahun juga ikut mengalami kenaikan terbatas masing-masing di level 0,102% dan 0,715%.
 
Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan yang didorong oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Para pelaku pasar memandang optimis terhadap pertemuan delegasi antara Amerika dan China yang berlangsung di Beijing pada hari ini sehingga berdampak kepada penguatan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika.
 
Rekomendasi Dengan harga Surat Utang Negara yang masih berpeluang untuk mengalami kenaikan, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor diatas 7 tahun maka kami menyarankan kepada investor untuk mencermati beberapa Surat Utang Negara dan melakukan strategi trading untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga tersebut. Beberapa seri Surat Utang Negara yang perlu dicermati adalah berikut ini: FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, FR0057, FR0050, FR0079, FR0077 dan FR0075.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group