Beranda

RESEARCH

Company Update

18 April 2018

Fixed Income Notes 18 April 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 17 April 2018 ditutup mengalami kenaikan di tengah minimnya volume perdagangan. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 5 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor panjang masih terlihat mengalami kenaikan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan kenaikan imbal hasil tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas, berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang sebesar 3 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 25 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 55 bps. 
  • Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih mencermati beberapa data ekonomi yang akan di sampaikan pada pekan ini yang berasal dari dalam dan luar negeri. Kondisi pelaku pasar yang cenderung menahan diri tersebut tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar. 
  • Sehingga di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan di pasar sekunder dimana untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan terbatas masing - masing sebesar 1 bps di level 6,000% dan 6,868% sementara itu untuk tenor 10 tahun dan 20 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 2 bps masing - masing di level 6,588% dan 7,272%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-38 masing - masing ditutup dengan mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 2 bps di level 3,646% dan 4,736% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps dan 30 bps. Adapun tigkat imbal hasil dari INDO-28 ditutup naik sebesar 4 bps di level 4,055% didorong oleh koreksi harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil INDO-48 ditutup naik sebesar 1 bps di level 4,609% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Jum'at kemarin senilai Rp7,80 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan sebesar Rp1,26 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,13 triliun dari 40 kali transaksi di harga rata - rata 103,7% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp749 miliar dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 98,74%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,06 triliun dari 52 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi III Bank BTPN Tahap II Tahun 2017 Seri B (BTPN03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,53% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap IV Tahun 2018 Seri A (WOMF02ACN4) senilai Rp100 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,03%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 14,00 pts (0,10%) di level 13766,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas pada kisaran 13760,00 hingga 13778,00 per dollar Amerika. Terbatasnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh mata uang Dollar Taiwan (TWD) dan Peso Philippina (PHP). Adapun mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan beberapa data ekonomi yang akan disampaikan pada pekan ini. Peluang kenaikan harga Surat Utang Negara masih terbuka ditengah penguatan nilai tukar rupiah serta penurunan imbal hasil surat utang global. 
  • Sedangkan dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang juga cenderung bergerak terbatas pada perdagangan kemarin juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas sebesar 2,830% sedangkan untuk tenor 30 tahun ditutup dengan penurunan di level 3,017% di tengah pelaku pasar yang juga menantikan beberapa data ekonomi yang akan disampaikan pada pekan ini diantaranya adalah data sektor tenaga kerja Amerika. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas di level 0,506% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup naik pada level 1,430%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih terlihat pada tren penurunan harga sehingga dalam jangka pendek kami perkirakan masih terbuka peluang untuk mengalami koreksi harga di pasar sekunder. Hanya saja koreksi harga Surat Utang Negara juga masih akan dibatasi oleh faktor pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berada pada area konsolidasi sehingga masih juga membuka adanya aksi beli oleh investor di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan diantaranya adalah FR0069, FR0053, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp6,352 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 04102018 (reopening), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS015 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 17 April 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group