Beranda

RESEARCH

Company Update

19 Oktober 2017

Fixed Income Notes 19 Oktober 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 18 Oktober 2017 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada seri Surat Utang Negara jangka pendek dan kenaikan imbal hasil terjadi pada seri Surat Utang Negara jangka panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dengan perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 2 - 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami kencenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didukung penurunan volume perdagangan yang terjadi pada perdagangan kemarin jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Selain itu, kenaikan imbal hasil juga didukung oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta pergerakan imbal hasil surat utang global yang juga bergerak dalam tren kenaikan. Imbal hasil surat utang di kawasan regional pada perdagangan kemarin kembali bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan kecuali pada surat utang Korea dan China. 
  • Dengan pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, tenor 10 tahun, dan 20 tahun masing - masing berada pada level 6,202%, 6,597%, dan 7,331% mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun di posisi 7,101% justru mengalami penurunan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Selasa. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan untuk keseluruhan tenor seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps di level 2,086%. Adapun imbal hasil dari INDO-27, INDO-37, dan INDO-47 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan di hari Selasa di level 3,530%; 4,392%; 4,426% setelah mengalami koreksi harga yang juga terbatas antara 1 - 2 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,10 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,52 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, sekaligus yang paling aktif diperdagangkan, yaitu senilai Rp1,65 triliun dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 101,90% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059, senilai Rp1,46 triliun dari 44 kali transaksi di harga rata - rata 101,09%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,10 triliun dari 44 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (BMTR01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp140,01 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,88% diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I BNI Tahap I Tahun 2017 (BBNI01CN1) senilai Rp120,6 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,81%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 6,00 pts (0,04%) di level 13513,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan pergerakan yang bervariasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13501,00 hingga 13519,00 per dollar Amerika di tengah pergerakan nilai tukar mata uang regional yang bergerak melemah terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Rupee India (INR) dan Dollar Singapura (SGD). Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Dollar Hongkong (HKD) menjadi mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan menjelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang akan menjadi katalis untuk mendorong penurunan harga pada hari ini. 
  • Adapun dari faktor eksternal, kenaikan imbal hasil surat utang global yang didorong oleh adanya koreksi harga juga akan menjadi katalis negatif bagi perdagangan Surat Utang Negara hari ini. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,345% setelah Robert Kaplan mengatakan Amerika sedang berada di kondisi keuangan yang tidak mudah, di tahun 2017 imbal hasil benchmark US Treasury mengalami kenaikan sebesar 10 bps, kenaikan ini diperkiarakn oleh investor merupakan dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik untuk jangka panjang. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami kenaikan masing - masing di level 0,404% dan 1,316%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada tren konsolidasi sehingga harga akan cenderung mengalami pergerakan yang sideways. Hanya saja harga Surat Utang Negara untuk jangka panjang terlihat akan mengalami perubahan tren yang akan berpeluang untuk mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi ersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami merekomendasikan kepada investor untuk melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung bergerak berfluktuasi. Adapun seri seri yang masuk cukup menarik untuk diperdagangkan antara lain seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, dan FR0072. 
  •  Pencatatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap II Tahun 2017 pada tanggal 18 Oktober 2017.
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Bank BTPN Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap II Tahun 2017 pada tanggal 18 Oktober 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group