Beranda

RESEARCH

Company Update

20 Februari 2018

Fixed Income Notes 20 Februari 2018

  • Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta masih berlanjutnya akumulasi penjualan oleh investor asing dorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 19 Februari 2018. 
  • Kenaikan imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,7 bps dimana kenaikan imbal hasil tersebut terlihat pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan sebesar 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didukung oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditengah dengan melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Selain itu, penurunan imbal hasil juga didukung dengan masih berlanjutnya akumulasi penjualan oleh investor asing di Surat Berharga Negara, dimana hingga tanggal 15 Februari 2018, investor asing telah melakukan akumulasi penjualan Surat Berharga Negara di bulan Februari 2018 senilai Rp14,64 triliun sementara di sepanjang tahun 2018 masih cenderung netbuy sebesar senilai Rp18,98 triliun dengan jumlah kepemilikan senilai Rp855,13 triliun atau setara dengan 40,36% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. 
  • Dengan adanya kenaikan imbal hasil tersebut, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 5,746% (1 bps), tenor 10 tahun berada pada level 6,418% (2 bps), tenor 15 tahun di level 6,900% (5 bps), dan tenor 20 tahun di level 7,206% (2 bps). 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga terlihat tidak mengalami perubahan seiring dengan liburnya pasar keuangan Amerika pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup tetap di level 3,649%. Adapun imbal hasil dari INDO-28 ditutup tetap pada level 4,058% dan imbal hasil dari INDO-38 tetap di level 4,776%. Adapun imbal hasil INDO-48 tetap di level 4,698%. 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar meskipun mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, yaitu senilai Rp9,78 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,02 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,81 triliun dari 60 kali transaksi di harga rata - rata 101,69% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0040 senilai Rp1,03 triliun dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 125,8%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp121,4 miliar dari 2 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,10% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS005, senilai Rp21,4 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 90,75%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp229,47 miliar dari 23 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap II Tahun 2017 Seri B (BBRI02BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 102,72% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2013 (MEDC01CN2) senilai Rp20 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 36,00 (0,26%) di level 13560,00 per dollar Amerika setelah bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13530,00 hingga 13571,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak melemah terhadap dollar Amerika. Mata uang Pesoi Philippina (PHP) dan Baht Thailand (THB) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, sementara itu hanya mata uang Won Korea Selatan (KRW) yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih kembali berpeluang untuk mengalami penurunan yang didukung oleh melemahnya nilai tukar rupiah serta kembali naiknya imbal hasil surat utang global. Adapun investor asing yang masih mengalami aksi jual akan menjadi katalis pada perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder dalam jangka pendek. 
  • Sementara itu katalis negatif pada perdagangan hari ini juga berasal dari faktor eksternal dimana imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup dengan mengalami kenaikan di level 0,732% dari posisi penutupan di akhir pekan di level 0,707% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup naik pada level 1,598% di tengah imbal hasil dari US Treasury tidak mengalami perubahan pada perdagangan awal pekan ini dikarenakan libur hari Presiden. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren penurunan harga, masih berpeluang mendorong terjadinya koreksi harga dalam jangka pendek. Adapun, koreksi harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir semakin mendorong harga Surat Utang Negara berada pada area jenuh jual (oversold) sehingga akan berpotensi membatasi koreksi harga Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara masih akan mengalami koreksi harga sehingga menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0071, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 07082018 (reopening), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 20 Februari 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group