Beranda

RESEARCH

Company Update

20 Juli 2018

Fixed Income Notes 20 Juli 2018

  • Aksi ambil untung dari investor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya   kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 19 Juli 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 18 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan tenor Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 4 - 14 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 45 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 10 - 18 bps dengan adanya koreksi harga yang berkisar antara 40 - 85 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 10 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 100 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh adanya aksi ambil untung oleh investor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Aksi ambil untung tersebut memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan kecenderungan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari beberapa faktor tersebut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 11 bps untuk tenor 5 tahun, sebesar 14 bps untuk tenor 10 tahun, sebesar 9 bps untuk tenor 15 tahun dan sebesar 6 bps untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan tenor, dimana kenaikan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 8 bps dengan tenor panjang mengalami kenaikan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup dengan kenaikan sebesar 1,5 bps di level 3,951% didorong koreksi harga sebesar 6 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-43 mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps masing - masing di level 4,231% dan 4,873% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps dan 35 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-48 yang mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps di level 4,764% setelah mangalamin koreksi harga sebesar 110 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp12,65 triliun dari 28 seri Surat Utang Negara yang dilaporkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,74 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,39 triliun dari 99 kali transaksi di harga rata - rata 89,3% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,72 triliun dari 46 kali transaksi di harga rata - rata 93,44%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,01 triliun dari 56 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap II Tahun 2016(WSKT02CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp91 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 98,53% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri A(ISAT02ACN3) senilai Rp80 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 98,95%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 28,00 pts (0,19%) pada level 14442,00 per dollar Amerika. Setelah bergerak dengan kecenderung melemah dalam beberapa hari perdagangan terakhir, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami pelemahan. Bergerak melamah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14415,00 hingga 14442,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan seiring dengan menguatnya dollar Amerika. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpotensi mengalami kwnIKn di tengah penurunan imbal hasil surat utang global namun akan dibatasi oleh pelemahan nilai tukar rupiah jelang disampaikaknya data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada pekan depan. 
  • Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,838% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,882% ditengah penurunan saham yang mendorong investor untuk membeli aset tradiosional yang lebih aman. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup turun masing - masing di level 0,328% dan 1,184% di tengah. Penurunan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan memberikan peluang terhadap harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika untuk mengalami kenaikan. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai menjauhi area konsolidasi namun dengan  adanya sinyal perubahan tren pergerakan harga dari tren kenaikan menjadi penurunan. Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong harga Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang. Adapun pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek, secara teknikal, pergerakan harganya masih berada pada area konsolidasi, sehingga masih akan cendeurng bergerak mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor dari dalam dan luar negeri tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan peluang adanya koreksi, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap portofolio yang telah memberikan keuntungan dan kembali masuk setelah tekanan jual mereda yang kami perkirakan akan terjadi setelah pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada pekan depan. Adapun pilihan seri Surat Utang Negara yang cukup menarik diperdagangkan adalah seri FR0069, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, FR0075, FR0067. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 1102019 (reopening), SPN-S 11042019 (reopening), PBS002 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 24 Juli 2018. 
  • Peringkat MTN Subordinasi Bank Negara Indonesia di “idAA”

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group