Beranda

RESEARCH

Company Update

21 Maret 2018

Fixed Income Notes 21 Maret 2018

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 20 Maret 2018 bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah investor yang masih menantikan hasil dari pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.
  • Perubahan tingkat imbal hasil relatif terbatas, berkisar antara 1 - 5 bps dimana pada tenor pendek imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) dan menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 20 bps. 
  • Terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh investor yang masih mencermati pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang merupakan pertemuan pertamanya di tahun 2018 setelah ekspektasi kenaikan suku bunga lebih dari 3 kali dimulai pada pertemuan bulan ini. 
  • Adapun dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp8,902 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp13,064 triliun. Jumlah penawaran yang masuk mengalami kenaikan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang senilai Rp8,615 triliun dan juga dari nilai yang dimenangkan, lebih tinggi dari lelang sebelumnya yang sebesar Rp5,095 triliun. Tingginya jumlah penawaran serta cukup agresifnya penawaran yang dilakukan oleh investor terutama pada seri Surat Perbendaharaan Negara mendorong pemerintah untuk memenangkan lelang di batas atas maksimum target penerbitan. Hanya saja, hasil positif dari pelaksanaan lelang tersebut tidak cukup mampu menahan terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang. 
  • Secara keseluruhan, perdagangan kemarin telah mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun kurang dari 1 bps di level 6,702%. Adapun imbal hasil tenor 5 tahun ditutup naik sebesar 4,5 bps di level 5,956%. Semeentara itu untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya naik sebesar 1,5 bps di level 6,937% dan untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun tingkat imbal hasilnya mengalami pergerakan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 7,303%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan di tengah pergerakan imbal hasil dari US Treasury yang juga cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-48 masng - masing mengalami kenaikan sebesar 4 bps masing - masing di level 3,751% dan 4,729% setelah didorong oleh adanya koreksi harga yang sebesar 20 bps dan 60 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-38 terlihat mengalami kenaikan sebesar 3 bps masing - masing di level 4,105% dan 4,785% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps dan 40 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,49 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp4,45 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,16 triliun dari 49 kali transaksi di harga rata - rata 96,75% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,70 triliun dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 98,71%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp530,15 miliar dari 40 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Indomobil Finance Tahap I Tahun 2017 Seri B (IMFI03BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp60 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,48% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap I Tahun 2015 Seri A (ADMF03ACN1) senilai Rp50 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,03%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 13748,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 17,00 pts (0,12%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya setelah bergerak pada kisaran 13736,00 hingga 13771,00 per dollar Amerika. Penguatan  nilai tukar rupiah tersebut terjadi di saat mata uang regional bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika, dimana penguatan dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW), Rupiah Indonesia (IDR) dan Baht Thailand (THB). Adapun pelemahan dipimpin oleh Yen Jepang (JPY), Rupee India (INR), dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan keputusan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan berakhir pada esok hari waktu setempat diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga acuan di level 1,50% - 1,75% setelah memutuskan untuk menaikkan suku bunga cuan sebesar 25 bps di akhir tahun 2017. Pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin cenderung mengalami kenaikan jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Imbal hasil dai US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 2,900% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang naik pada kisaran 3,133%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing di level 0,581% dan 1,485%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap pergerakan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia pada esok hari akan mengadakan Rapat Dewean Gubernur Bank Indonesia yang diperkirakan akan tetap memepertahankan suku bunga acuannya di level 4,25%. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren kenaikan, sehingga akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek dengan didukung oleh harga Surat Utang Negara yang terlihat berada di area netral sehingga masih berpotensi adanya aksi beli maupun hold. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp8,902 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 07092018 (reopening), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 20 Maret 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group