Beranda

RESEARCH

Company Update

28 November 2017

Fixed Income Notes 28 November 2017

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 27 November 2017 kembali mengalami kenaikan  seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 1 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 1 - 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 - 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 4 bps setelah mengalami adanya koreksi harga hingga sebesar 45 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika setelah menguat dalam beberapa hari terakhir jelang pidato The Fed yang mendorong penguatan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Hal tersebut mendorong pelaku pasar untuk melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya koreksi harga pada perdagangan kemarin. 
  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 6,112% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 3,5 bps di level 6,563%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 7,077% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 8,120%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perdagangan yang terjadi begitu ramai jelang dibukanya kembali perdagangan di pasar keuangan Amerika setelah libur perdagangan Thansgiving. Dari beberapa seri yang diperdagangkan terlihat mengalami kenaikan imbal hasil dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Adapun tenor pendek lebih besar mengalami kenaikan imbal hasil dibandingkan dengan tenor panjang. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 ditutup dengan kenaikan sebesar 1,5 bps masing - masing di level 2,242% dan 3,615% setelah mengalami koreksi harga sebesar 3 bps dan 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya masing - masing di level 4,454% dan 4,518% setelah mengalami koreksi harga sebesar 1,5 bps dan 3,5%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,55 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,10 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,85 triliun dari 105 kali transaksi di harga rata - rata 103,4% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR59 senilai Rp1,55 triliun dari 35 kali transaksi di harga rata - rata 100,91%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,71 triliun dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastrukturr Tahap II Tahun 2017 Seri A (SMII01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp833 miliar dari 27 kali transaksi di harga rata - rata 100,01 diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap II Tahun 2017 (BBIA01SBCN2) senilai Rp176 dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,91%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan mengalami pelemahan yang merupakan pelemahan pertama dalam beberapa hari berturut - turut di level 13508,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 4,00 pts (0,02%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13501,00 hingga 13530,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah di tengah pelemahan mata uang regional di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY) dan Rupee India (INR). Adapun Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terahadap dollar Amerika diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Nilai tukar rupiah yang telah beregrak dengan mengalami penurunan pada perdagangan kemarin setelah mengalami penguatan dalam beberapa hari terakhir kembali berpeluang mengalami pelemahan didukung oleh menguatnya dollar Amerika jelang sinyal dari pejabat Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan BI 7Days RR Rate. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi investor asing untuk mulai antisipasi dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga akan mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,333% dari level penutupan sebelumnya di kisaran 2,240% di tengah investor yang menantikan pidato dari The Fed. Seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun yang mengalami kenaikan, US Treasury tenor 30 tahun ditutup naik di level 2,772%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan kenaikan di level 1,260%. Adapun surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,339%. Kenaikan imbal hasil tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek masih bergerak pada area konsolidasi dengan tren naik sementara itu harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang cenderung mengalami tren sideway, sehingga harga Surat Utang negara dengan tenor panjang masih akan terbatas perubahannya. Sementara itu untuk tenor pendek masih akan berpotensi mengalami kenaikan. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi. Adpaun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, ORI013, FR0073, FR0065, FR0068, dan FR0072.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idA-” untuk PT Sunprima Nusantara Pembiayaan.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group