Beranda

RESEARCH

Company Update

18 Desember 2018

Early Bird 18 Desember 2018

Setelah jumat pekan lalu DJIA turun tajam -2.02%, diawal pekan DJIA kembali turun tajam -2.11% akibat tertekan kekhawatiran mengenai melambatnya pertumbuhan ekonomi menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve, bahkan Indeks S&P 500 menyentuh level terendahnya sejak Oktober 2017. Jika ditambah faktor negatif kejatuhan EIDO -2.01%, Oil -3.87%, Tin -0.66% & Nikel -0.36% serta jatuhnya Bursa Regional pagi ini, maka IHSG kami perkirakan berpeluang kembali melemah di Selasa ini.

UTANG LUAR NEGERI INDONESIA KEMBALI MENGGELEMBUNG 5,3%. Utang luar negeri Indonesia meningkat 5,3% yoy pada akhir Oktober 2018 menjadi sekitar Rp5.227 triliun atau 360,5 miliar dolar AS (asumsi kurs Rp 14.500). Jika dibandingkan dengan September 2018 yang sebesar 359,7 miliar dolar AS, utang luar negeri (ULN) Indonesia juga naik 0,19%. Untuk ULN swasta termasuk BUMN mencapai 182,2 miliar dolar AS atau naik 7,7% (yoy). Hingga akhir Oktober 2018, ULN swasta tersebut terdiri dari lembaga keuangan bank sebesar 32,5 miliar dolar AS dan lembaga keuangan bukan bank sebesar 10 miliar dolar AS. Sementara debitur bukan lembaga keuangan sebesar 139,6 miliar dolar AS. Posisi ULN swasta pada akhir Oktober 2018 tumbuh 7,7% (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,7% (yoy), terutama didorong oleh pertumbuhan ULN pada sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA).

KEMUNGKINAN PANGKAS LAGI PERKIRAAN PERTUMBUHAN GLOBAL. Setelah sebelumnya di bulan Oktober IMF memangkas perkiraan pertumbuhan global menjadi 3,7% untuk 2018 dan 2019 dari perkiraan sebelumnya 3,9% di Juli. Tetapi akibat friksi perdagangan antara China dan AS sudah mempengaruhi kepercayaan bisnis dan investasi di Asia, IMF memperingkatkan kemungkinan akan memangkas lagi perkiraan pertumbuhan ekonomi global Januari mendatang.

PT Waskita Karya (WSKT). Ketua KPK memaparkan, perkiraan kerugian negara dari dugaan korupsi yang dilakukan oleh dua pegawai PT Waskita Karya mencapai Rp 186 miliar. Jumlah tersebut merupakan hasil perhitungan sementara BPK. KPK menjelaskan, Fathor dan Yuly diduga menunjuk 4 perusahaan subkontraktor untuk melakukan pekerjaan fiktif pada sejumlah proyek konstruksi yang dikembangkan oleh perusahaan. KPK menduga 4 perusahaan subkontraktor tersebut mendapat pekerjaan fiktif dari sebagian paket pada 14 proyek.

 

BUY: ICBP, MARK, SRIL, ACES, BBCA, ERAA, GOOD, MYOR.

BPW: GGRM, UNVR, UNTR, WIKA, BRPT, CPIN, HOKI, HRUM, INDF, BBNI, ADHI, BBRI, ASII, PTBA, ITMG, PTPP, CTRA, TLKM, JSMR.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group