Global and Macroeconomic Highlight
DJIA berhasil menguat +1.15% pada perdagangan Jumat (28/12), namun secara tahunan DJIA mencatatkan penurunan kinerja sebesar -5,6% YoY sejalan dengan beberapa faktor antara lain: 1) Kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi US; 2) Tekanan perang dagang antara US dengan China; 3) Sentimen government shutdown akibat tingginya tensi antara Gedung Putih dan The Fed; 4) Kekhawatiran perlambatan laba korporasi. Di sisi lain, bursa kawasan regional Asia terpantau ditutup menguat terbatas, namun secara tahunan kinerja indeks regional terpantau melemah seperti Kospi -17,28% YoY; SHCI -24,59% YoY; HSEI -13,61% YoY, Nikkei -12,08% YoY.
Domestic and Sector Update
Penurunan harga CPO menjadi RM 2,004 (31/12/2018) dikarenakan: 1) Bea impor India atas CPO dan turunannya menjadi 44% dan 54%; 2) Kondisi oversupply; 3) Pelemahan harga minyak dunia; ditengah penggunaan B20 yang belum mampu mendorong harga CPO. Comments: Kami perkirakan hal ini masih akan menjadi hambatan bagi emiten CPO, seperti AALI.
Company News
IHSG Update
IHSG menguat pada level 6.194 (+0,06%) menutup akhir tahun 2018, sehingga kinerja IHSG secara tahunan berada pada level -2,54% YoY (vs 15,32%/19,99% YoY pada FY16/FY17). Sementara itu rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguatan +1,24% terhadap USD (31/12/2018). Mengawali tahun 2019, pasar akan menanti beberapa indikator ekonomi seperti rilisnya data inflasi dimana konsensus memperkirakan inflasi Januari akan stabil pada ~3% serta data realisasi APBN 2018 oleh Kemenkeu RI. Kami perkirakan laju IHSG hari ini mampu bergerak pada rentang 6.060-6.340 didukung meredanya ketegangan geopolitik global, potensi penguatan rupiah akibat melemahnya data perekonomian US dan penantian pasar akan rilisnya data inflasi. Today‘s Recommendation: BMRI (BOW); BNGA (BOW); WOOD (BUY); TOWR (SOS). Please see our Daily Scope Wave.