Beranda

RESEARCH

Company Update

21 Maret 2019

MNC Morning Navigator 210319

Global Market Highlight

DJIA terpantau melemah sebesar 0,55% pada perdagangan Rabu (20/03)seiring dengan pelemahan sektor perbankan dan diikuti oleh pelemahan S&P 500 sebesar -0,29%. Hal tersebut terjadi setelah The Fed memberi sinyal bahwa tidak ada kenaikan suku bunga dan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada FY19E. Sedangkan bursa regional bergerak variatif dalam merespon pernyataan Powell tersebut. Hari ini pasar menanti keputusan suku bunga dan quantitative easing Inggris, serta rilis data consumer confidence Eropa periode Maret.

Domestic Updates

Penerimaan pajak hingga Februari 2019 sebesar Rp 160,84 triliun tumbuh 4,66%, sementara pertumbuhan pajak di tahun sebelumnya mencapai 13,71%. Dilain sisi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemkeu) menargetkan penerimaan cukai tahun ini sebesar Rp 165,5 triliun. Target tersebut meningkat sekitar 3,69% dibandingkan realisasi sepanjang 2018 yang tercatat sebesar Rp 159,69 triliun. (Kontan)

Company News

  • APLN Obligasi APLN akan jatuh tempo pada 2019 dengan total Rp1,2 triliun terdiri dari obligasi berkelanjutan I tahap II 2014 senilai Rp750 miliar, yang jatuh tempo pada 6 Juni 2019 dan obligasi berkelanjutan I tahap III senilai Rp451 miliar, yang bakal jatuh tempo pada 19 Desember 2019. APLN tengah mengatur strategi untuk melunasi kewajiban tersebut. (Bisnis)
  • MYOH mencatatkan kinerja yang baik pada FY18 dimana pendapatan menjadi US$241,1 juta naik 28,2% YoY dari tahun sebelumnya US$188,07 juta. Dari sisi profitabilitas, seluruh komponen mencatat kenaikan yang positif. Pendorong utama kenaikan profitabilitas MYOH didukung adanya efisiensi sejak awal 2018. Lebih lanjut laba tahun berjalan sebesar US$30,93 juta meningkat sekitar 151,3% dibandingkan pada tahun 2017 sebesar US$12,31 juta. (Kontan)
  • BPII Total pendapatan turun tipis menjadi Rp302,43 miliar dari Rp302,82 miliar dan total beban usaha naik tipis menjadi Rp203,62 miliar dari Rp203,11 miliar. Laba usaha turun menjadi Rp98,81 miliar dari laba usaha Rp99,71 miliar dan naiknya bagian atas laba neto entitas asosiasi menjadi Rp24,72 miliar dari Rp17,64 miliar membuat laba sebelum beban pajak penghasilan menjadi Rp123,52 miliar naik dari laba Rp117,35 miliar tahun sebelumnya. Laba neto yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 10,35% YoY hingga periode yang berakhir 31 Desember 2018 menjadi Rp88,18 miliar dibandingkan laba neto Rp79,90 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Total aset perseroan mencapai Rp669,32 miliar hingga 31 Desember 2018 naik dari total aset Rp665,24 miliar hingga 31 Desember 2017. (IQ Plus)

IHSG Update

IHSG ditutup menguat tipis 0,04% di level 6.482 pada perdagangan Rabu (20/03) namun investor asing tetap mencatatkan aksi beli bersih senilai Rp82,99 miliar. Sikap wait and see oleh investor menjelang penetapan suku bunga menjadi salah satu faktor IHSG bergerak sideways. Kami perkirakan hari ini IHSG akan bergerak pada rentang 6.450-6.550 di tengah penantian pasar akan rilisnya beberapa laporan keuangan emiten menjelang tutup buku dan merespon pernyataan The Fed. Todays recommendation: AKRA, LSIP, ACES, BSDE.

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group