Beranda

RESEARCH

MNCS Morning Navigator

08 April 2020

MNCS Morning Navigator 08 April 2020

Global Market Highlight
DJIA melemah sebesar -0,12% pada perdagangan Selasa (07/04) diikuti oleh pelemahan indeks S&P 500 (-0,16%) dan Nasdaq (-0,33%). Pelemahan pada indeks ini masih disebabkan oleh penyebaran wabah Covid-19 di AS meskipun data pertumbuhan pasien baru yang disebabkan kontak antar-manusia hanya sebesar 8,13% per 7 April dibandingkan rata – rata harian yang sebesar 38,26%. Hingga kini, AS mencatatkan 398.185 kasus dengan tingkat kesembuhan dan kematian sebesar 5,46%/3,22%. Hari ini pasar akan menantikan beberapa rilis data seperti: 1) US Consumer Credit per Feb-2020; 2) Japan Trade Balance per Feb-2020; 3) Japan Bankruptcies per Mar-2020.
 
Domestic Updates
  1. BI merilis data cadangan devisa per Mar-2020 yang tercatat sebesar USD121 miliar. Angka tersebut menurun USD9,4 miliar dibanding cadangan devisa per Feb-2020 yang sebesar USD130,4 miliar. Penurunan disebabkan oleh penggunaan cadangan devisa pada Mar-2020 sebesar USD2 miliar untuk utang pemerintah jatuh tempo, dan sebesar USD7 miliar digunakan untuk stabilisasi rupiah. Gubernur BI menyatakan bahwa cadangan devisa Indonesia masih lebih dari cukup, untuk pembayaran utang pemerintah, impor, hingga intervensi untuk stabilisasi nilai tukar.
  2. BI melakukan kerjasama dalam bentuk Repurchase Agreement (Repo) dengan The Federal Reserve (The Fed) dengan nilai sebesar USD60 miliar. Repo bertujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dollar AS apabila terjadi keketatan dollar AS di pasar global. Selain itu, Indonesia juga memiliki repo line dengan Bank for International Settlements sebesar USD2,5 miliar, dan Monetary Authority of Singapore sebesar USD3 miliar.
 
Company News
  1. EXCL akan melakukan buyback saham senilai Rp500 miliar dalam jangka waktu tiga bulan dari tanggal 7 April 2020 sampai dengan 6 Juli 2020. Buyback saham EXCL diperkirakan tidak akan berdampak material terhadap laba rugi perseroan walaupun aset dan ekuitas akan menurun sejumlah dana yang disiapkan untuk buyback. Adapun, perseroan akan menyimpan saham tersebut sebagai treasury stock untuk jangka waktu tidak lebih dari tiga tahun. (Market Bisnis)
  2. SMDR membukukan penurunan pendapatan sebesar 9,03% YoY menjadi USD438,86 juta pada FY19. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan tambang sebesar 11,66% YoY menjadi USD366,46 juta dan penurunan pendapatan kegiatan keagenan, forwarding, dan kegiatan terminal sebesar 8,39% YoY menjadi USD85,80 juta. Sehingga, perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar USD7,41 juta. (Market Bisnis)
  3. TMAS membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 8,18% YoY menjadi Rp2,51 triliun pada FY19 (vs Rp2,32 triliun pada FY18). Selain itu, beban jasa meningkat 2,87% YoY menjadi Rp2,15 triliun dan laba dari selisih kurs yang mengalami kenaikan menjadi Rp37,60 miliar. Sehingga, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp92,99 miliar.
 
IHSG Updates
IHSG melemah sebesar -0,69% di level 4.778,64 pada perdagangan Selasa (07/04) diikuti oleh aksi jual bersih investor asing mencapai Rp528,06 miliar. Pelemahan IHSG terjadi di tengah penguatan bursa Asia. Di sisi lain, data cadangan devisa Indonesia yang menurun USD9,4 miliar meningkatkan kekhawatiran investor atas kestabilan nilai tukar Rupiah, di mana hal ini turut menekan laju indeks. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap USD menguat di level Rp16.200. Hari ini IHSG diprediksikan berada di rentang 4.675-4.920 di tengah penantian data cadangan devisa per Mar-2020. Todays recommendation: MEDC, ERAA, PTBA, AKRA.
 
Corporate Action
RUPS: AALI, WSBP
Ex-Date: BNII
 
Disclaimer On

EXCL, SMDR, TMAS, MEDC, ERAA, PTBA, AKRA

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group