Beranda

RESEARCH

MNCS Morning Navigator

21 April 2020

MNCS Morning Navigator 21 April 2020

Global Market Highlight
DJIA melemah sebesar -2,44% pada perdagangan Senin (20/04) diikuti oleh pelemahan indeks S&P 500 (-1,79%) dan Nasdaq (-1,03%). Pelemahan indeks ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) Menurunnya harga minyak WTI hingga ke level negatif merupakan hal yang pertama kali terjadi; 2) Rilisnya kinerja keuangan di AS yang mencatatkan kerugian membuat para analis mulai menurunkan rating saham. Di sisi lain, penurunan suku bunga acuan kredit oleh PBoC sebesar 20bps/10bps sebagai respon atas penurunan ekonomi Tiongkok dan pernyataan Gubernur New York atas redanya kasus Covid-19 dengan penurunan angka kematian belum cukup untuk menopang indeks. Hari ini pasar akan menantikan beberapa rilis data seperti: 1) UK Jobless Claims per Mar-2020; 2) Eurozone ZEW Economic Survey per Apr-2020; 3) US Existing Home Sales per Mar-2020.
 
Domestic Updates
BKPM mencatatkan peningkatan realisasi investasi langsung sebesar 8% YoY pada 1Q20. Investasi mencapai Rp210,7 triliun pada 1Q20 dibandingkan Rp193,9 triliun pada 1Q19. Adapun data realisasi PMDN mencapai Rp112,7 triliun (+29,3% YoY) dibandingkan 1Q19 senilai Rp87,2 triliun dan berkontribusi sebesar 53,4% dari total investasi langsung. Kepala BKPM mengatakan bahwa investor dalam negeri masih percaya dengan situasi ekonomi, sehingga ada optimisme terhadap investasi. Sementara investasi dari asing mengalami penurunan yang merupakan dampak dari Covid-19.
 
Company News
  1. INCO mencatatkan peningkatan produksi nikel sebesar 34,66% YoY menjadi 17.614 ton pada 1Q20 dibandingkan dengan 13.080 ton pada 1Q19. Namun produksi nikel lebih rendah 14% QoQ dibandingkan produksi 4Q19 yang sebesar 20.494 ton. Hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas pemeliharaan yang telah terencana. INCO menargetkan produksi sebesar 71.000 ton di FY20E. (Market Bisnis)
  2. IRRA merencanakan aksi buyback saham dengan dana maksimal sebesar Rp60 miliar. Jumlah saham yang akan dibeli kembali sebanyak 200 juta lembar saham atau sebesar 12,5% dari jumlah saham yang beredar. Dana yang digunakan berasal dari dana idle perusahaan sehingga tidak akan mempengaruhi pendapatan dan pembiayaan. (Market Bisnis)
  3. MGRO membukukan penurunan pendapatan sebesar 2,50% YoY dari Rp 2 triliun pada FY18 menjadi Rp1,95 triliun pada FY19. Pendapatan terdiri atas penjualan CPO (+3,31% YoY) dan inti sawit (-42,55% YoY). Beban pokok MGRO meningkat 1,14% YoY menjadi Rp1,76 triliun. Sehingga, laba menurun 84,14% YoY dari Rp84,51 miliar pada FY18 menjadi Rp13,40 miliar pada FY19. (Kontan)
 
IHSG Updates
IHSG melemah sebesar -1,27% di level 4.575,91 pada perdagangan Senin (20/04) diikuti oleh aksi jual bersih investor asing mencapai Rp572,95 miliar. Pelemahan IHSG terjadi di tengah pelemahan bursa regional Asia dan global atas kondisi perekonomian yang melemah akibat wabah Covid-19.  Di sisi lain, rilisnya data realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang menurun 9,2% YoY dan 7% QoQ juga menjadi sentimen negatif penekan indeks. Sementara, nilai tukar rupiah terhadap USD menguat di level Rp15.413. Kami memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 4.540-4.747 di tengah penantian data pertumbuhan pinjaman per Mar-2020. Todays recommendation: ERAA, UNVR, INTP, UNTR.
 
Corporate Action
RUPS: BELL
Ex Date: BBCA
Cash Dividend: SIDO
 
Disclaimer On

INCO, IRRA, MGRO, ERAA, UNVR, INTP, UNTR

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group