Beranda

RESEARCH

Company Update

23 Maret 2018

Trade Restriction By Trumps Policy

Pada awal Maret, Pemerintah AS berencana menerapkan tarif yang tinggi untuk impor baja dan alumunium. Kebijakan tersebut disebabkan oleh komoditi tersebut dijual di bawah biaya atau dengan subsidi pemerintah, sehingga produsen baja dan alumunium AS kalah bersaing.

 

Pada tanggal 08 Maret, Presiden AS Donald Trump menandatangani kebijakan tersebut, namun pengecualian untuk kedua mitra NAFTA, yaitu Kanada dan Meksiko. Tarif impor untuk baja dan alumunium masing-masing sebesar 25 dan 10 persen. Pengenaan tarif tersebut dinilai merupakan masalah penting untuk keamanan nasional dan domestik. Demikian, Donald Trump menggunakan kewenangan berdasarkan Bagian 232 Undang-Undang (UU) AS yang meberikan kemampuan untuk presiden agar bisa mengeluarkan tarif berdasarkan masalah keamanan nasional.

 

Kebijakan Trump mengenakan tarif impor untuk baja dan alumunium merupakan sebuah bentuk dari proteksionisme―kebijakan ekonomi yang mengetatkan perdagangan antarnegara melalui cara-cara seperti tarif barang impor, batas kuota, dan berbagai peraturan pemerintah yang dirancang uuntuk menciptakan persaingan adil (menurut para pendukungnya) antara barang & jasa impor dan barang & jasa dalam negeri (wikipedia).

 

Setelah diterapkan kebijakan tersebut, Uni Eropa siap melancarkan perlawanan perang dagang, yaitu dengan berencana menerapkan langkah serupa terhadap barang-barang impor dari AS seperti kaos oblong, whiskey, hingga sepeda motor senilai 2,8 miliar euro (USD 3,5 miliar). Seperti diketahui, Eropa merupakan eksportir terbesar baja ke AS sebanyak 5 juta ton per tahun, sehingga dampak dari kebijakan trade restriction AS akan menyebabkan menurunkan harga komoditas baja dan profit produsen.

 

Selain itu, Donald Trump juga berencana menerapkan tarif impor terhadap barang-barang China sebesar USD 60 miliar dan sektor teknologi dan telekomunikasi yang menjadi sasarannya dengan alasan bahwa adanya dugaan pencurian kekayaan intelektual perusahaan AS. Alasan lainnya adalah surplus perdagangan China dengan AS sepanjang 2017 mencapai USD 275,81 miliar, tertinggi sepanjang sejarah. Oleh karena itu, Donald Trump ingin memotong surplus perdagangan China menjadi sebesar USD 100 miliar.

 

Pemerintah China merespon dengan rencana akan mengenakan tarif impor dengan nilai mencapai USD 3  miliar terhadap produk-produk AS. Seperti diketahui dari Reuters, Pada tanggal 23 Maret Kementerian Perdagangan (Kemendag) China tengah mempertimbangkan pengenaan tarif impor sebesar 15 persen untuk produk buah kering, wine, dan pipa besi dari AS. Sementara itu, produk babi dan aluminium daur ulang kemungkinan akan dikenakan tarif sebesar 25 persen.

 

China mengungkapkan telah menyusun daftar berisi 128 produk asal AS yang dapat dijadikan target pengenaan tarif impor jika kedua negara tidak bisa mencapai kesepakatan perdagangan. Penerapan tarif impor akan dilakukan dalam dua tahap. Tarif impor untuk 120 produk termasuk pipa baja dan wine bernilai USD 977 juta akan ditetapkan lebih dulu. Baru kemudian tarif impor untuk produk babi dan aluminium yang nilainya mencapai USD 1,99 miliar.

 

Pada tanggal 22 Maret, Trump menandatangani sebuah memorandum yang berisi rencana pengenaan tarif impor senilai USD 60 miliar atas sejumlah produk China.

 

Kemudian, pelaku pasar di bursa saham AS merespon negatif, sehingga dalam sehari Dow Jones terkoreksi cukup dalam sebesar 724.42 poin (-2,94 persen) ke level 23.957,89. Hal tersebut terutama disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap terjadinya trade war.

 

Seiring dengan memanasnya trade war antara AS dengan negara-negara yang menjadi mitra dagangnya, membuat investor khawatir terhadap barang-barang domestik yang akan relatif lebih mahal dibandingkan barang-barang asing. Kemungkinan tingkat inflasi akan lebih tinggi dan fed fund rate besar kemungkinan akan naik lebih cepat, sehingga pada akhirnya harga saham di AS bisa menjadi relatif mahal.

 

Written by

Tomy Zulfikar - Research Analyst at MNC Securities

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group