Selama sepekan lalu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar +26.5 poin atau +0.45% ke level 5,931.3. Tingkat kepercayaan diri portfolio investor kembali menurun setelah Donald Trump, Presiden AS, akan menerapkan tariff 10% untuk barang-barang import China senilai USD 200bn. Selain itu, tightening monetary policy The Fed masih membayangi financial markets, khususnya di emerging markets. Portfolio investor mewaspadai risiko net capital outflow. Seperti diketahui FOMC meeting akan diadakan pada 26Sept. Dan juga, Bank Indonesia akan menentukan kebijakan moneternya pada pekan ini.Secara technical analysis, dalam jangka menengah IHSG masih dalam tahap downtrend. IHSG kemungkinan akan menguji 5835-5770 sebagai support level terkuat. Jika break pada level tersebut, kemungkinan IHSG akan melemah lebih dalam. Kami perkirakan IHSG akan bergerak dalam range 5,835-5770.
Wall Street dalam sepekan bergerak menguat sebesar +238 atau +0.92% di level 26,154. Pergerakan Wall Street pekan lalu mencapai level tertingginya. Penguatan Wall Street terpicu dari kekhawatiran perang dagang yang mereda Presiden Donald Trump mengumumkan 10% tarif impor atau sebesar US$200 miliar barang dari China dan China menanggapi dengan mengumumkan 10% tarif atau sebesar US$60 miliar barang Amerika Serikat angka tersebut. Imbal hasil Treasury Amerika Serikat mulai mereda seiring dengan Federal Reserve yang diperkirakan akan menaikan suku bunga. Volume di bursa Amerika Serikat sebesar 10.77 miliar, hampir 64% lebih tinggi dari rata-rata 6,57 miliar selama 20 hari perdagangan.
Bursa Asia pekan lalu di tutup mayoritas menguat. Bursa Jepang mengalami penguatan sebesar +775 atau +3.36 di level 23,869. Harga Komoditas bergerak mixed pada pekan lalu. Kenaikan terbesar terjadi pada harga Copper sebesar +0.22 atau +8.4% kelevel 2.84. Penurunan paling besar terjadi pada harga CPO yaitu sebesar –90 poin atau –4.08% kelevel 2,116.
